MAKALAH
FILSAFAT
DAN KAJIANNYA
Disusun untuk memenuhi matakuliah: Pengantar Filsafat Dan Filsat Ilmu
DosenPengampu:Bpk. M. Basyir Baick
DisusunOleh
:
1.
AMIRUL MUKMININ
Semester 2
SEKOLAH TINGGIILMU TARBIYAH
AL URWATUL WUTSQOJOMBANG
KATA PENGANTAR
Assalamualikum
Wr.Wb
Puji
syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan
kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah
ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Filsafat Dan
Filsafat Ilmu dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu
pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah
ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun, kami
menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan.Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah
ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama
Dosen Mata Kuliah Pengantar Filsafat Dan Filsafat Ilmu yang kami harapkan sebagai
bahan koreksi untuk kami.
Wa’alaikumsalam
Wr.Wb
Jombang, 24 ebruari2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I.
PENDAHULUAN
Latar
Belakang ..............................................................................................................
1
BAB II.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Filsafat....................................................................................
2
B. Objek
Materi Filsafat Dan Objek Formal Filsafat.................................................
2
C. Ciri-Ciri
Pemikiran Filsafat.........................................................................................
3
D. Kedudukan Ilmu, Filsafat, dan Agama............................................................................
4
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan..................................................................................7 DAFTAR
PUSTAKA................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Filsafat/filosofi berasal dari kata Yunani yaitu philos
(suka) dan sophia (kebijaksanaan), yang diturunkan dari
kata kerja filosoftein, yang berarti : mencintai kebijaksanaan,
tetapi arti kata ini belum menampakkan arti filsafat sendiri karena “mencintai”
masih dapat dilakukan secara pasif. Pada hal dalam pengertian filosofteinterkandung
sifat yang aktif.[1]
Filsafat adalah pandangan tentang dunia dan alam yang
dinyatakan secara teori. Filsafat adalah suatu ilmu atau metode berfikir untuk
memecahkan gejala-gejala alam dan masyarakat. Namun filsafat bukanlah suatu
dogma atau suatu kepercayaan yang membuta. Filsafat mempersoalkan soal-soal:
etika/moral, estetika/seni, sosial dan politik, epistemology/tentang asal
pengetahuan, ontology/tentang manusia, dll.
Menetapkan suatu definisi nampaknya sulit untuk
dilakukan. kenapa? Persoalannya bukan terletak pada soal bagaimana untuk
mengemukakan definisi itu, melainkan soal mengerti atau tidaknya orang menerima
definisi tersebut. Ini adalah persoalan yang tidak bias dianggap sepele.
Demikian juga filsafat, sulit sekali untuk memberikan suatu batasanyang
benar(pasti) tentang katqa filsafat. Buktinya para filsuf selalu berbeda-beda
dalam medefinisikan filsafat.
Layaknya seperti ilmu pengetahuan, filsafat juga
mempunyai metode yang digunakan untuk memecahkan problema-problema filsafat.
Selain itu filsafat juga mempunyai obyek dan sistematika/struktur. Tidak kalah
pentingnya dengan cabang ilmu pengetahua, filsafat juga mempunyai manfaat dalam
mempelajarinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Filsafat
Secara etimologis, filsafat diambil dari bahasa
Arab, falsafah-berasal dari bahasa Yunani, Philosophia, kata
majemuk yang berasal dari kata Philos yang artinya
cinta atau suka, dan kata Sophia yang artinya bijaksana.
Dengan demikian secara etimologis, filsafat memberikan pengertian cinta
kebijaksanaan.
Secara terminologis, filsafat mempunyai arti yang
bermacam-macam, sebanyak orang yang memberikan pengertian. Berikut ini
dikemukakan beberapa definisi tersebut :
1.
Plato (477 SM-347 SM). Ia seorang filsuf Yunani terkenal, gurunya
Aristoteles, ia sendiri berguru kepada Socrates. Ia mengatakan bahwa filsafat
adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapai
kebenaran yang asli.
2.
Aristoteles (381SM-322SM), mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang
meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika,
etika, ekonomi, politik, dan estetika.
3.
Marcus Tulius Cicero (106SM-43SM), seorang politikus dan ahli pidato Romawi
merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan
usaha-usaha untuk mencapainya.
4.
Al-Farabi (wafat 950M), seorang filsuf muslim mengatakan bahwa filsafat
adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat
yang sebenarnya.[2]
Jadi, filsafat ialah daya upaya manusia dengan akal
budinya untuk memahami secara radikal dan integral serta sistematik mengenai
ketuhanan, alam semesta dan manusia.
B.
Objek Materi Filsafat dan Objek Formal Filsafat
1.
Objek
Materi Filsafat
Adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada yang meliputi segala
sesuatu yang konkrit seperti manusia,benda,binatang,dan lain-lain maupun yang
bersifat abstrak. Tentang objek materi ini banyak yang sama dengan objek materi
sains, bedanya ialah dalam dua hal pertama: sains menyelidiki hal yang empiris,
filsafat menyelidiki objek itu juga tetapi bukan bagian yang empiris melainkan
bagian yabg abstrak. Kedua:ada objek materi filsafat yang tidak diteliti oleh
sains seperti Tuhan,hari akhir, yaitu objek materi yang untuk selama-lamanya
tida empiris jadi objek materi filsafat lebih luas dari objek materi sains.[3]
2.
Objek Formal Filsafat
Cara memandang seorang peneliti terhadap objek materi tertentu. Suatu objek
materi tertentu dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang yang berbeda,
yang mana objek formal filsafat ialah penyelidikan yang mendalam artinya ingin
taunya filsafat ingin tau bagian dalamnya. Kata mendalam artinya ingin tahu
tentang objek yang tidak empiris. Penyelidikan sains tidak mendalam karea ia
hanya ingin tau sampai batas objek itu dapat diteliti secara empiris.sedangkan
objek penelitian filsafat adalah pada daerah tidak dapat diriset tetapi dapat
dipilarkan secara logis jadi sains menyelidiki dengan riset sedangkan filsafat
menyelidiki dengan pemikiran.[4]
C.
Ciri-Ciri Pemikiran Filsafat
Semua manusia hidup yang normal senantiasa ditandai
dengan kegiatan yang khas yaitu berfikir.kegiatan berfikir inilah yang
membedakan manusia dengan makhluk lain,namun tiidak semua kegiatan berfikir
disebut dengan kegiatan berfilsafat.demikian juga kegiatan secara kefilsafatan
bukan hanya merenung atau kontenplasi belakang yang tdak ada sangkut mautnya
dengan realitas,namun berfikir secara kefilsafatan senantiasa berkaitan dengan
masalah manusia dan bersifat aktual dan hakiki.[5]
1. Berfikir kritis
Suatu kegiatan berfikir secara kefilsafatan senantiasa bersifat
kritis yaitu senantiasa mempertannyakaan segala sesuatu,problem-problem, atau
hal-hal yang lain.sifat kritis ini juga mengawali perkembanggan ilmu
pengetahuan modern.
2. Bersifat konseptual
Berfikir secara konseptual. Yaitu mengenai hasil generalisasi dan
abstraksi daripengalaman tentang hal-hal serta proses-proses individual.
Berfikir secara kefilsafatan tidak bersangkutan dengan pemikiran terhadap
perbuatan-perbuatanbebas yang dilakukan oleh orang-orang tertentu sebagaimana
yang biasa dipelajari oleh seorang psikolog, melainkan bersangkutan dengan
pemikiran.
3. Kohereh (runtun)
Berfikir secara koheren dan konsisten. Artinya, berfikir sesuai dengan
kaidah-kaidah berfikir dan tidak mengandung kontradiksi atau dapat pula
diartikan dengan berfikir secara runtut.
4. Bersifat menyeluruh (komprehensif)
Berfikir secara komprehensif (menyeluruh). Berfikir secara filsafat
berusaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
5. Bersifat universal
Berfikir secara universal atau umum. Berfikir secara umum adalah berfikir
tentang hal-hal serta suatu proses yang bersifat umum. Jalan yang dituju oleh
seorang filsuf adalah keumuman yang diperoleh dari hal-hal yang bersifat khusus
yang ada dalam kenyataan.
6. Bersifat terdalam
Berfikir secara universal atau umum. Berfikir secara umum adalah berfikir tentang
hal-hal serta suatu proses yang bersifat umum. Jalan yang dituju oleh seorang
filsuf adalah keumuman yang diperoleh dari hal-hal yang bersifat khusus yang
ada dalam kenyataan.
7. Bersifat sistematis
Sistematik artinya pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus
saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan
tertentu
8. Bertanggungjawab
Bertanggungjawab artinya seseorang yang berfilsafat adalah orang yang
berpikir sekaligus bertanggungjawab terhadap hasil pemikirannya, paling tidak
terhadap hati nuraninya sendiri[6]
D.
Kedudukan Ilmu, Filsafat, dan Agama
Ilmu, filsafat dan agama mempunyai hubungan yang
terkait dan rekletif deengan manusia,dikatakan terkait karena ketiganya tidak
dapat bergerak dan berkembang apabila tidak ada tigal alat dan tenaga utama
yang berada didalam diri manusia.tiga alat dan tenaga utama manusia adalah akal
pikiran,rasa, dan keyakinan.sehingga dengan tiga hal terebut manusia dapat
mencapai kebahagiaan bagi dirinya.[7]
1.
Filsafat dan ilmu pengetahuan
Dalam memahami pengertian filsafat dan perbedaannya dengan ilmu
pengetahuan yang lainnya.ilmu mendasarkan pada akal pikiran lewat pengalaman
dan indra dan filsafat mendasarkan pada otoritas akal murni secara bebas
terhadap kenyataan dan pengalaman terutama dikaitkan dengan kehidupan manusia.[8]
terdapat suatu perbedaan
yang prinsipal diantara filsafat dengan ilmu pengetahuan yang lainnya.ilmu
filsafat bersifat refleksif yaitu membahas dan mempertanyakan objek termasuk
filsafat adapun ilmu lainnya hanya membahas objek ilmu
tersebut namun tidak pernah mempertannyakan dirinya sendiri.maka
terdapat perbedaan dan persamaan antara filsafat dan ilmu pengetahuan antara
lain:
a.
Persamaan
1). Baik
ilmu maupun filsafat keduanya merupakan pengetahuan manusia
2). Baik
ilmu maupun filsafat keduannya berpangkal pada akal manusia untuk mencapai
suatu kebenaran
3). Filsafat
sebagai suatu ilmu (yaitu ilmu filsafat) dengan ilmu pengetahuan keduannya ini
syarat ilmiah yaitu memiliki objek,metode,sistematis serta memiliki kriteria
kebenaran
4). Baik
ilmu maupun filsafat keduannya merupakan suatu sistem pengetahuan manusia yang
bersifat rasional dan sistematis
b. Perbedaan
1). Filsafat
merupakan induk ilmu pengetahuan.maka perkembangan dan pertumbuhan ilmu
pengetahuan sangat ditentukan oleh filsafat,prinsip metodenya.adapun ilmu tidak
membahas tentang prinsipmetode.
2). Filsafat
bersifat reflektif yaitu mempertannyakan dan membahas tentang objek termasuk
filsafat itu sendiri adapun ilmu pengetahuan tidak bersifat refleksif.
3). Filsafat
membahas segala sesuatu secara menyeluruh dan universal sedangkan ilmu hanya
membahas pada gejala-gejala yang sangat khusus dan dari sudut pandangnya yang
khusus pula.
4). Ilmu
hanya menjelaskan fakta terutama fakta empiris sedangkan filsafat
memahami,menginteprestasikan, dan menafsirkan fakta secara rasional.[9]
2. Filsafat dan
Agama
Filsafat mendasarkan pada otoritas akal murni secara bebas dalam
penyelidikan terhadap kenyataan dan pengalaman terutama dikaitkan dengan
kehidupan manusia sedangkan agama mendasarkan pada wahyu.
Menurut Prof. Nasroen,S.H. mengemukakan bahwa filsafat yang sejati haruslah
berdasarkan pada agama.apabila filsafat tidak berdasarkan pada agama dan
filsafat hanya semata-mata berdasarkan atas akal pikiran saja.maka filsafat
tersebut tidak akan memuat kebenaran objektif karena yang memberikan penerangan
dan putusan adalah akal pikiran.sedangkan kesanggupan akal pikiran
terbatas,sehingga filsafat yang hanya berdasarkan pada akal pikiran semata-mata
akan tidak sanggup memberi kepuasan bagi manusia,terutama dalam rangka
pemahamannya terhadap yang ghaib. maka dari itu dapatlah dipahami hubungan dan
perbedaan antara filsafat dan agama sebagai berikut:
a.
Filsafat merupakan suatu usaha manusia untuk mendapatkan suatu kebenaran
yang hakiki, melalui akal budinya dengan segala kemampuan batiniyah,baik yang
menyangkut hal-hal bersifat fasis maupun nonfisis, baik yang menyangkut manusia
maupun alam semesta dengan segala permasalahannya.
b.
Filsafat dengan persamaan tersebut terdapat suatu perbedaan
yaitu
filsafat berpangkat tolak pada akal budi beserta seluruh potensi batiniyah
manusia adapun agama kebenarannya bersumber pada wahyu Tuhan adapun manusia
hanya menerima dengan suatu iman dan ketaqwaan.
c.
Filsafat bersifat rasional,komprehensif, dan sistematis yang terbatas pada
kebenaran secara akal budi manusia.adapun agama tidak dapat dikenakan sistem
kebenaran yang mengunakan hukum-hukum akal manusia.maka agama hanya mampu
dipahami dengan hanya hukum tuhan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa
kesimpulan diantaranya :
1. Secara etimologis, filsafat diambil dari
bahasa Arab, falsafah berasal dari bahasa Yunani, Philosophia, kata
majemuk yang berasal dari kata Philos yang artinya
cinta atau suka, dan kata Sophia yang artinya bijaksana.
Dengan demikian secara etimologis, filsafat memberikanpengertian cinta
kebijaksanaan.
2. Secara
terminologis, filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung di
dalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
3. Ada tiga
metode yang digunakan untuk memecahkan problema-problema Filsafat yaitu:
metode deduksi, induksi dan metode dialektik.
4. Obyek
penyelidikan filsafat adalah segala yang ada dan yang mungkin ada, tidak
terbatas.
5. Struktur/sistematika
filsafat berkisar pada tiga cabang flsafat yaitu teori pengetahuan, teori
hakikat dan teori nilai.
6. Manfaat
mempelajar filsafat diantaranya adalah manfaat dari sisi pengetahuan dan
manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dari sisi pengetahuan filsafat disebuat
sebagai induk dari setiap disiplian ilmu pengetahuan, maka untuk memahami ilmu
pengetahuan dan mampu me-interdisipliner-kan kita butuh filsafat. Filsafat
dalam kehidupan sehari-hari bisa dijadikan patokan utama dalam mengembangan kebutuhan-kebutuhan
manusia serta piranti dalam memahami proses keseharian secara mendalam dan
jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Asmoro. 2001. Filsafat Umum. Jakarta
: PT. Raja Grafindo.
Gee, The Liang. 1991. Pengantar Filsafat
Ilmu. Yogyakarta : Liberty.
Kaelan. 1996. Filsafat
Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.
Sudiardja. 1995. Filsafat Etika. Yogyakarta:
Diktat Kuliah.
Tafsir, Ahmad. 2001. Filsafat Umum. Bandung
: PT. Remaja Rusdakarya.
[2] Asmoro
Ahmadi, Filsafat Umum (PT.Raja Grafindo,2001), h.2-3
[3] Ahmad
Tafsir,filsafat umum (Bandung :PT.Remaja Rosdakarya,2001),h. 21
[4] Ibid.
h 21-22
[5] Kaelan, Filsafat Pancasila (Yogyakarta:Paradikma,1996),
h. 7
[6]
Ibid, h 8-12
[7] Sudiardja
sj, Filsafat Etika (Yogyakarta:diktat kuliah,1995), h. 2-3
[9] Ibid,
h 28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar